24 Januari 2013

Ketika Hal-Hal yang Kau Suka Menjadi Hal-Hal yang (pernah) Kau Suka

Oke, mungkin judul postingan kali ini agak njelimet, bikin bingung, dan mungkin malah nggak koheren sama sekali. Tapi, ya maklumlah, saya kan bukan anak Sastra Indonesia, jadi buat ngebedain kalimat yg koheren apa enggak, efektif apa enggak, masih butuh bantuan om Google (halah!)

Jadi gini, sebenernya di postingan kali ini cuma mau membahas hal-hal apa aja yang dulu pernah bener-bener aku suka, dan sekarang semua menjadi kenangaan yang terlukis di dalam-- oh oke, fokus, fokus -_-

1. Mahasiswi fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia.
Emang sih, banyak yang nggak percaya waktu aku bilang kalo aku bercita-cita masuk fakultas ini. Karena sebagian dari mereka berpendapat bahwa kata-kata puitis yang aku dapatkan itu berasal dari novel-novel roman yang emang sering aku baca. Geez.
Asal mula aku mulai kehilangan minat buat masuk jurusan ini itu pas kelas X. Waktu itu aku sering bentrok sama guru Bahasa Indonesia-ku. Yah, salahku juga sih, gara-garanya aku lebih sering ikut latihan Paskibra daripada belajar Bahasa Indonesia hehe :p Salah siapa coba ngatur jadwal pelajarannya samaan sama jadwalku latihan? Hayoo hayoo hayooo? Dan keadaan ini berlanjut sampai aku kelas XI. Sehingga membuat nilai Bahasa Indonesiaku menurun menurun menurun dan terus menurun. Geez.

2. Facebook.
Aku rasa semua orang punya, atau pernah punya sebuah account Facebook. Dan semua orang juga pasti pernah kecanduan update status tiap satu jam, upload foto per 15 menit, dan ganti profile picture tiap 2 hari kan? :p ya, semua itu menyenangkan sampai sekelompok makhluk dari negeri antah berantah yang memiliki jenis spesies bernama ALAY (bahasa Latin: @L4Y) menyusup masuk kedalam kerajaan kecil remaja yang sedang dimasa labil ini :p
Bayangin, gimana coba caranya kamu bisa baca tul1sa@nn yg mhodhe3lnya bh3g!n1?
Atau gimana caranya kamu bisa baca status punya temen kamu kalo ditutupin sama uploadan foto mereka dengan gaya pipi nggembung, satu jari di depan bibir, dan foto diambil dari atas..... *hening*
Maka dari itu mayoritas penduduk FB pindah ke jejaring sosial yang lain, kayak Twitter, Blog, Tumblr dan lain sebagainya. Kalo ini termasuk saya ya :p

3. Blackberry

Oke, aku nggak munafik, sampe skarang aku masih seorang BB user, (bisa diinvite di 224CC*** :p) dan diitung dari jumlah BB yang aku gunakan sampai sekarang (tiga, kalo gasalah inget), aku bisa dikatakan adalah seorang BB addict. Ya, gara-gara BB, dalam waktu satu tahun aku sudah menghasilkan 20.000 kicauan di Twitter -_-. Yang bikin males bukan fitur-fiturnya sebenernya, tapi penyalahgunaan fitur-fitur itu tadi oleh makhluk-makhluk dengan spesies yang sudah kita sebutkan tadi. Gimana nggak ngenes, setiap 10 menit mereka ngirim Broadcast Message nggak jelas, terus ngobrol di Recent Updates kayak nggak punya fitur personal chat, dan kalo BBM gadibales nge PING!! terus kayak orang gila sampe badan ikutan bergetar-getar gara-gara hasil PING!! mereka. hufet.
Ya, BB juga bisa jadi ajang temu kangen sih sama orang-orang yg jarang ketemu, tapi bisa juga jadi ajang selingkuh buat mereka-mereka yang sudah punya pasangan.

Ya, ini adalah Top 3 dari HHYKSMHHYPKS (iya aku tau ini sama sekali gajadi singkatan -_-)versiku, mungkin lain waktu aku akan ngepost lagi siapa yg ada di posisi 4 sampe paling bawah :D ciao!

23 Januari 2013

Move On



Move On. An easy to say but hard to do word.

Iya nggak sih? Iyalah, segampang apa sih ngelupain seseorang yang pernah jadi segalanya buat kamu? Ya, emang nggak sesusah buat kita terbang tanpa mesin sih, tapi nggak segampang nyari batu kali di tengah kali kan?

Mmm, dari beberapa pengalaman, move on itu sebenernya gampang, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatiin:

1.Ikhlas.
Iya, emang ini yang paling susah buat dilakuin. Apalagi ketika keadaan memaksa kita move on disaat kita bener-bener lagi diambang batas maksimum. Oke, ini bukan karena aku anak IPA makanya perumpamaannya gini ya, tapi emang kapasitas otakku cuma segitu -_-
Saat hati dan pikiranmu sudah ikhlas buat ngelepasin dia, maka dengan sendirinya kamu akan mempermudah jalanmu buat menuju ke puncak jurang kegalauan dan nggak akan pernah terjatuh dan tak bisa bangkit lagi (ini apaan sih? -_-)

2. Niat.
Kalo kita emang bener-bener niat buat move on, ya jangan nginget-nginget lagi kenangan yang sudah seharusnya kita masukkin dalam kotak rahasia sampe tiba saatnya nanti kita buka kotak itu lagi :D

Tapi sayangnya, ada beberapa kaum-kaum tertentu yang memiliki cara move on yang berbeda.
Cari pacar lagi misalnya. Dia tau dia belum bisa move on, tapi maksa buat pacaran lagi. Akhirnya si pacar yg merasa bahwa dia cuma dijadiin pelarian minta putus lalu patah hati sendiri gara-gara pacaran sama orang yang belum move on. Haha, mengenaskan sekali nasib para pelarian ini :p

Ada juga yang berpendapat bahwa dengan kita membenci orang itu, kita bakal lebih cepet move on. Padahal ya enggak juga. Sebenci-bencinya kita sama dia, kalo dalam hati masih nggak ikhlas buat ditinggal sama dia ya nggak akan bisa move on. Bener nggak hayo?

Postingan ini sebenernya bukan karena aku lagi galau sih, cuma entah kenapa pengen aja bahas soal move on move on an :p
Ya emang ini bukan postingan mengenai move on yg paling bener bin lengkap juga, yaa lain kali deh kita lengkapin ya postingannya :D

20 Januari 2013

ketika perpisahan merupakan satu-satunya jalan

Ada dua perbedaan antara cowok dan cewek. Dalam menyelesaikan suatu hubungan misalnya.
Kebanyakan cewek, yang benar-benar menyayangi pasangannya akan menganggap perpisahan sebagai jalan terakhir. Tapi, sebagian besar cowok menganggap bahwa perpisahan itu jalan satu-satunya.

Cewek, kalo minta putus kebanyakan udah mikir berbagai macam kemungkinannya. Kenapa pada akhirnya hubungan itu harus berakhir. Dan cowok biasanya bakal memprotes, minta kesempatan kedua, bilang kalo mereka gamau diputusin karena udah sayang banget, ada juga yang malah balik nunjukkin kesalahan-kesalahan si cewek dan bahwa yang harusnya minta putus itu mereka.
Setelah sampe di bagian ini, biasanya cewek-cewek itu bakal luluh dan ujung-ujungnya gajadi putus. hufet.

Beda kalo sama cowok. Sekali mereka minta putus, meskipun ceweknya udah mohon-mohon biar gajadi putus, tetep aja bakal selesai. Ya kecuali kalo si cewek nangis histeris sampe dikirain kayak korban KDRT, mungkin si cowok baru akan luluh dan mikir ulang.

Kebanyakan cewek, saat si cowok sudah mengucap kata "putus" udah hopeless dan gabisa ngapa-ngapain lagi. Mereka merasa, bahwa pasangan mereka akan lebih bahagia saat mereka pergi dari hidupnya. Ya, kebanyakan cewek menggunakan azaz "If you're happy, I'm happy too."

Walaupun emang sakit sih rasanya, tapi bukankah lebih baik melihat mereka tersenyum dan tertawa tanpa kita daripada kita harus selalu melihat mereka "rusak" saat bersama kita? :)

Memang sih, ada beberapa cowok juga yang bersikap sama seperti cewek-cewek itu, tapi kebanyakan cowok nggak akan menunjukkan kelemahan mereka seperti cewek-cewek kebanyakan, yang bergalau ria di twitter, curhat kesana kemari, sok-sokan ngejelek-jelekin mantannya, padahal dalam hati jerit-jerit pengen balikan.
Cowok lebih dewasa dalam menghadapi perpisahan :)

Dan kebanyakan perpisahan akan berakhir dengan pertengkaran, permusuhan, dan pengabaian. Emang sih, waktu sepakat buat putus, bakal ada statement "kita bakal tetep jadi temen kok, nggak akan berantem, dan aku gaakan benci sama kamu." tapi kenyataannya? mereka cuma jadi kumpulan janji yang nggak terbukti. Sesungguhnya, pengabaian itu ditunjukkan supaya masing-masing pribadi bisa membiasakan diri tanpa kehadiran satu sama lain, walaupun mungkin dengan cara yg salah.

Ya, yang susah itu bukan disaat kita harus berpisah dari orang itu, tapi disaat kita harus berhenti terbiasa dengan kehadiran mereka, harus berhenti terbiasa dengan rutinitas-rutinitas yang biasa kita lakuin sama-sama, dan yang utama, harus berhenti terbiasa untuk mengetahui bahwa ada seseorang disana yang takut kehilangan kita.

Iya, ini pengalaman pribadi :) ini pengalamanku sendiri dua bulan yang lalu, saat aku harus berpisah dengan seseorang yang sudah mengajarkan aku arti cinta sebenernya :) saat aku harus kehilangan cinta pertama aku :)

foto terakhir kita waktu masih sama-sama :)

RED





Loving him was like driving a new Maserati down a dead-end street
Faster than the wind, passionate as sin ending so suddenly
Loving him was like trying to change your mind once you're already flying through the free fall
Like the colors in autumn, so bright just before they lose it all

Losing him was blue like I'd never known
Missing him was dark grey all alone
Forgetting him was like trying to know somebody you never met
But loving him was red
Loving him was red


Touching him was like realizing all you ever wanted was right there in front of you
Memorizing him was as easy as knowing all the words to your old favorite song
Fighting with him was like trying to solve a crossword and realizing there's no right answer
Regretting him was like wishing you never found out that love could be that strong


Losing him was blue like I'd never known
Missing him was dark grey all alone
Forgetting him was like trying to know somebody you never met
But loving him was red
Oh, red
Burning red


Remembering him comes in flashbacks and echoes
Tell myself it's time now, gotta let go
But moving on from him is impossible
When I still see it all in my head
Burning red
Loving him was red


Oh, losing him was blue like I'd never known
Missing him was dark grey all alone
Forgetting him was like trying to know somebody you never met
'Cause loving him was red
Yeah, yeah, red
We're burning red


And that's why he's spinnin' 'round in my head
Comes back to me, burning red
Yeah, yeah

His love was like driving a new Maserati down a dead-end street


Diputusin, atau Diduain?

Dua pilihan yang sulit. Tapi bila kau bertanya padaku, aku akan memilih buat diputusin.
Kenapa?
Karena.. rasa sakitnya akan beda saat kau melihat mantanmu jalan sama orang lain, dengan melihat pacarmu jalan sama orang lain.

Kalo liat mantan nih, paling kamu cuma sakit hati dan berpikir, "oh, jadi makhluk ini yg dia pilih buat gantiin aku? aku lebih baik kok dibanding dia!"
Tapi kalo liat pacar? Udah pas diajak jalan bilangnya "gabisa beb, aku mesti nganter mama belanja. sori ya."  tapi pas kamu jalan ke mall, kamu liat dia lagi jalan gandengan sama cewek lain.
JEDAAAARRR!!! gimana perasaanmu? campur aduk kan? seisi kebun binatang keluar semua, habis itu kamu datengin tuh (calon) mantan kamu, dan bilang "jadi ini mama kamu? muda banget ya?" habis itu pindah ngeliatin si cewek yg melongo gatau apa-apa dan bilang "ati-ati ya kamu besok-besok dikibulin sama dia" dan bilang kedepan (mantan) cowokmu "oke, kita PUTUS!" terus lari-lari keparkiran sambil nangis diikutin temen-temen kamu dan mantan kamu tadi, yg neriakin namamu sambil bilang "beb! ini ga seperti yang kamu liat! aku bisa jelasin!" sementara ceweknya (mantan) cowok kamu itu ikut histeris sambil jambakin rambutnya dan mengasihani diri sendiri dan merutuk "ternyata selama ini dia bohong sama aku! dia udah punya pacar!" sambil diliatin orang-orang satu mall... (okeoke, ini sinetron -_-)

See? Rasanya lebih enak liat mantan jalan sama cewek lain daripada liat pacar jalan cewek lain kan?
Lagipula, kalo dia sampe bisa selingkuh, berarti dia ga bener-bener sayang sama aku kan?
Seperti kata peribahasa, (eh iya ga sih?) bila kamu dihadapkan pada dua pilihan, pilih yang kedua, karena bila kamu tulus menyayangi yang pertama, nggak akan pernah ada yang kedua.

"Kan setiap orang bisa khilaf? Kalo ternyata dia emang cuma sesaat gimana?"
Nah kalo buat yang ini, aku pribadi tetep bakal minta buat putus. Karena apapun yang disatukan Tuhan, nggak akan bisa dipisahkan manusia.
Jadi, dia pasti balik lagi entah kapan, dan saat itu, dia akan sadar, kalo aku dan dia udah ditakdirin buat bersama, dan saat kesempatan kedua itu dateng, dia akan ngegunain kesempatan itu baik-baik, dan nggak akan ngeduain aku lagi :D tapi aku yg bakal ngeduain dia #lhoooo
Haha, ya enggak lah, saat itu aku bakal tetep berusaha buat setia kok meskipun bakal berat juga setelah tau apa yang pernah dia lakuin ke aku.
Tapi kalo udah sayang, mau diapain? Iya nggak? :D